Jumat, 15 November 2013

ILMU TENAGA DALAM (KHAWARIQUL ‘ADAH)




Ilmu  Tenaga   dalam   merupakan   salah    satu   bentuk  "khawariqul  ‘adah (kemampuan  luar  biasa),  adakalanya  kemampuan  ini   berasal  dari  Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana mu'zizat yang  dianugrahkan kepada Nabi-Nabi, dan Rasul-Rasul Allah,  sebelum Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Contoh :  Nabi Musa  membelah  laut merah  dengan  tongkatnya, Nabi Ibrahim tidak terluka saat dibakar,  Nabi Isa menghidupkan orang mati, perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, dan sebagainya.

Khawariqul ‘adah yang berasal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala "TIDAK BISA" dipelajari oleh orang biasa, diwariskan, apalagi dibakukan dalam suatu perguruan menjadi semacam "ilmu kedigjayaan atau ilmu kanuragan". Islam tidak mengajarkan seorang muslim beribadah untuk tujuan mendapatkan khawariqul ‘adah (kemampuan luar biasa)

Khawariqul ‘adah atau ilmu tenaga dalam ini berasal dari luar Islam. Tenaga dalam atau krachtologi tersusun dari kata krachtos yang berarti tenaga dan logos yang berarti ilmu, sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno pada 4000 SM jauh sebelum era kenabian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Dari Mesir, krachtologi berkembang didaratan afrika dan menyebar ke seantero Eropa, ke Babylon, Yunani, Romawi, kemudian ke Persia dan ke Asia,

Sebagian besar ilmu ini "berasal dari syaithan", sekalipun secara zhahir dilakukan dengan membaca ayat al-Qur’an atau dzikir, itulah tipu daya syaithan untuk mengelabui manusia agar dianggap sebagai anugrah dari illahi, Ilmu tenaga dalam yang berasal dari Syaithan bisa dipelajari dan bisa dibakukan menjadi suatu ilmu. 

Di Indonesia negeri kita tercinta ini, yang notabene mayoritas penduduknya beragama Islam, akhir-akhir ini marak dan tumbuh subur bak jamur di musim penghujan berbagai kelompok, perguruan atau padepokan yang mengajarkan ilmu tenaga dalam, dengan nama yang memikat hati, semisal : permata hati, bangau terbang, macan kumbang, elang hitam dll. (maaf hanya perumpamaan, nama ini fiktif belaka), konon sang guru atau suhu memiliki teknik membangkitkan atau mengembangkan tenaga ghaib atau tenaga dari dalam tubuh manusia. 

Masyarakat berbeda dalam menilai, menyikapi, memahami dan meng-analisa dalil atau hukumnya menurut syariat Islam, tergantung dengan latar belakang pemahaman, tingkat pendidikan, intelegensia serta tingkat keimanan dan ketaqwaan masing-masing terhadap Allah Swt. 

Dari berbagai referensi bisa disimpulkan bahwa yang mereka maksud dengan ilmu tenaga dalam, adalah ilmu yang mempelajari cara membangkitkan kekuatan/tenaga dalam (inner power) dengan cara-cara tertentu, antara lain teknik pernafasan yang disertai dengan jurus-jurus tertentu dan dengan cara meditasi (tafakur). 

Dan dari persaksian sebagian mantan praktisi tenaga dalam yang telah meninggalkan keilmuan tersebut, dan kembali kepada sunnah menjelaskan bahwa dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika "terdapat bermacam bentuk kesesatan dan kesyirikan".

Pada keilmuan tenaga dalam, diajarkan teknik membuat seseorang dengan mudahnya mematahkan besi beton, gagang pompa air, papan, batu bata, membuat orang jadi kebal, dapat melihat makhluk ghaib, dan juga diajarkan pula ilmu perdukunan, membuat orang jatuh cinta (pengasihan), ilmu santet (membuat orang sakit), teknik penyembuhan berbagai macam jenis penyakit, baik penyakit medis maupun non medis, mendeteksi barang hilang, teknik mengetahui masa lalu dan masa depan dan teknik mengetahui isi hati orang lain. 

Para pengikut dan pendukung ilmu ini tentu tidak ingin dikatakan bahwa apa yang mereka lakukan menyimpang dari Islam, Tapi pada kenyataannya pada saat seseorang dibuka aura-nya pada satu titik tertentu, maka mulai saat itu pula ada JIN yang menghuni titik tersebut akan menggantikan fungsi anggota tubuh di titik tersebut. Sebagai contoh, jika titik aura di tangan dibuka, maka Jin akan berperan sebagai tangan, sehingga pada saat memukul besi sebenarnya tangan Jin-Jin tersebut yang memotong besi, bukan tangan manusia ybs. 

Hal ini jelas manusia bersekutu atau bekerjasama dengan jin, apalagi kalau dihubungkan pada saat pemba’iatan atau pelantikan serta ujian kenaikan tingkat dalam menimba ilmu tenaga dalam ini, pada umumnya dilaksanakan ditempat tempat yang dianggap keramat dan angker, misalnya di muara pertemuan sungai dan laut, pertemuan dua sungai, hutan lebat, gunung, dan tempat yang dianggap banyak jin-jin yang menghuninya.

Allah Ta’ala berfirman: “Pada hari ini (hari arafah tahun 9 H) telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapi nikmat-Ku atasmu dan Aku meridhoi Islam sebagai agamamu.” (QS. al-Maidah [5]: 3). 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diutus Allah Ta’ala "dengan membawa ilmu" yang bermanfaat dan amal shalih, sebagai­mana firman Allah Ta’ala: “Dia (Allah) yang mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar.” (QS. at­-Taubah [9]: 33, al-Fath [48]: 28, dan ash-Shof [61]: 9) 

Imam Ibnu Katsir berkata : “Petunjuk adalah apa yang dibawa oleh beliau berupa berita-berita yang benar, keimanan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Maksud agama yang benar ialah amal-amal shalih yang benar lagi bermanfaat di dunia dan akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir : 2/425, cet. Dar al-Fikr). 

Jadi dalam Islam telah terdapat penjelasan tentang ilmu yang bermanfaat yang membawa sese­orang kepada keridhoan Allah Ta’ala dan mewujudkan ketentraman batin dan ketenangan jiwa, serta keselamatan dunia dan akhirat. Juga penjelasan tentang ilmu yang tidak bermanfaat yang akan mencelakakan manusia dan larangan dari mempelajarinya.

Adapun ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan Sunnah serta dipahami sesuai dengan pemahaman salafus shalih generasi terbaik umat ini. Itulah hakekat ilmu yang bermanfaat yang seharusnya bagi seorang muslim, bersungguh-sungguh mempelajari, memahami, dan mengimplemetasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Adapun seluruh keilmuan yang bertentangan dengan seluruh prinsip di atas maka ia adalah ilmu yang tidak bermanfaat dan dilarang untuk mempelajarinya, sebab akan merusak dan menimbulkan dampak negatif bagi penuntutnya dan orang lain, seperti ilmu sihir, ilmu hitam, ilmu tenaga dalam (khawariqul ‘adah), ilmu kebatinan dll. 

Semua Ilmu diturunkan oleh Allah Swt. melalui utusannya yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk diteruskan dan diajarkan kepada pengikutnya kaum muslimim, Ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ada landasan dari al-Qur’an dan Sunnah, tidak pula diturunkan melalui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya. Padahal saat itu dibutuhkan kekuatan untuk berdakwah. "Begitu pula pada masa pemerintahan Khulafaur Rosyidin yang penuh dengan aktivitas jihad fisabilillah". 

Mereka tidak pernah mengajarkan keilmuan tersebut kepada para pasukan perang. Seandainya ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu dari Allah yang bermanfaat untuk pertahanan jiwa, kekebalan, mematahkan pedang – panah – tombak lawan dan merobohkan musuh dari jarak jauh, tentu telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan diwariskan oleh para sahabat kepada generasi sesudahnya. Akan tetapi hal itu sama sekali tidak pernah terjadi, dengan demikian jelaslah kebatilan dan kesesatan ilmu tersebut. 

Kalaulah ilmu tenaga dalam adalah ilmu yang benar dan diperbolehkan, dan diperoleh dari Allah Swt. tentu Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya akan akan menjadi orang pertama yang mempelajari dan menggunakannya dalam peperangan, sehingga kekalahan besar kaum muslimin dari kaum kafir quraisy dalam perang uhud tentunya tidak akan terjadi. 

Namun kenyataannya Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam terluka berat dalam perang tersebut, pipinya berlumuran darah tertembus besi, giginya rontok terkena lemparan batu, dahinya terluka, serta kakinya cedera masuk kedalam lobang perangkap yang dipasang oleh kaum kafir quraisy, sampai tidak sadarkan diri (pingsan), belum terhitung banyak para sahabat yang gugur syahid dalam pertempuran tersebut, termasuk paman Nabi sendiri Hamzah bin Abdulmuthalib. 

Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu hanya terjadi dengan izin Allah, maka bertawakkalah kepada Allah Ta’ala dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk mendapatkan kebaikan dan keselamatan serta menolak segala bentuk kejahatan dan malapetaka. Manusia selalu berusaha dengan berbagai macam cara untuk melindungi dirinya dari ganguan dan kejahatan orang lain. 

Banyak cara yang di tempuh dan jalan yang di lalui untuk tujuan ini, dan ada suatu cara atau ilmu luar biasa yang sangat penting untuk kita miliki dan kita pelajari dengan sungguh, Ilmu ini adalah ilmu kebal yang diajarkan dan diwariskan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada sahabat-sahabatnya. 

Yang dimaksud dengan ilmu kebal disini bukan kita tidak mempan disabet pedang, atau tidak bisa ditembus oleh peluru. Ilmu kebal tingkat tinggi yang diajarkan Rasulullah SAW adalah kekebalan hati. Orang yang menguasai ilmu ini tidak akan mudah sakit hati, tidak gampang tersulut kemarahannya, tidak gampang termakan hasutan orang, tidak akan tergoda oleh harta yang tidak halal seperti korupsi, jauh dari rasa dengki dan hasud, sehingga hidupnya terasa benar-benar aman tentram. 

Sangat disayangkan, mayoritas kaum muslimin sekarang ini berpaling dari al-Quran dari al-hadits, tidak membaca dan merenunginya apalagi mengamalkannya. Mereka juga meninggalkan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhirnya setan membisikkan kepada mereka agar mencari alternatif selain al-Qur'an untuk mengatasi problematika kehidupan dan penyembuhan penyakit yang mereka rasakan. Caranya adalah dengan melakukan terapi-­terapi perdukunan dan teknik-teknik ilmu tenaga dalam, yang membuat mereka terperangkap ke dalam jaringan syaithan yang selalu berusaha menggiring manusia kepada kesesatan dan kesyirikan, baik disadari atau tidak.

SYIRIK ADALAH DOSA BESAR YANG PALING BESAR, KEZHALIMAN YANG PALING ZHALIM DAN KEMUNGKARAN YANG PALING MUNGKAR. 

Sebagaimana dalam firman Allah Swt : 
“Sesungguhnya menyekutukan Allah adalah benar benar kezhaliman yang besar “(Luqman ;13), 

Dan sebagaimana firman Allah Swt : 
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempesekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia akan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (An-Nisaa ; 116), 

Apalagi kalau diingat bahwa syirik adalah dosa besar, dosanya tidak akan diampuni Allah, bagi pelakunya (yang mempelajari dan yang memanfaatkannya) diharamkan masuk surga, serta seluruh amal yang pernah dilakukannya selama hidup didunia akan hangus dan sia-sia, serta bisa mengeluarkan pelakunya keluar dari agama islam, dan menjadikannya kekal di neraka jahanam, jika ia meninggal dan belum sempat bertaubat kepada-Nya.

Na'uzubillahi min dzalik. 

Hasbunallah wa nikmal wakil, Nikmal maula wa Nikman Nasir” Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. 

Mohon maaf bagi yang tidak sependapat.
Wallahu'alam bish shawab.


Dirangkum dari : 
Fathul Bari X/223, Ibnu Hajar Al-Asqalani; Al-Furqan Baina Auliya’ir Rahman wa Auliya’isy Syaithan) Al 
Ustadz DR. Muhammad Nur Ihsan
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_dalam 
http://metafisis.wordpress.com/2009/11/22/penyimpangan-dan-kesesatan-keilmuan-tenaga-dalam 
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_tenaga_dalam 
http://id.wikipedia.org/wiki/meditasi dan 
(http://id.wikipedia.org/wiki/Zen http://metafisika.wordpress.com/2009/11/22/penyimpangan-dan-kesesatan-keimuan-tenaga-dalam/ http://metafisis.wordpress.com/2009/11/22/penyimpangan-dan-kesesatan-keilmuan-tenaga-dalam/)