Minggu, 15 September 2013

Mendambakan datangnya Satrio Piningit


SIAPAKAH SATRIO PININGIT  ?

Selama ini kita hanya mengenal putri dari mantan Presiden RI ke 5 Megawati dengan suami ketiganya Taufiq Kiemas, adalah Puan Maharani yang digadang-gadangkan menjadi putri mahkota Ketua Umum PDIP. 

Semasa hidup Taufiq Kiemas, Puan Maharani mendapatkan perhatian ekstra dan porsi politik cukup besar dari Taufiq, dan disebut-sebut dipersiapkan untuk mendapatkan masa depan cerah bagi karier perpolitikan Puan. Taufiq bahkan pernah mengajak langsung Puan berkunjung ke Istana Negara menemui Presiden SBY

Sesungguhnya masih ada dua putra Megawati dari suami pertamanya Lettu Penerbang Surindro Suprijarso, yang meninggal karena kecelakaan ketika menerbangkan pesawat Skyvan T-701 di perairan Biak, Irian Jaya, pada 22 Januari 1970, yaitu Mohammad Rizki Pratama dan Mohammad Prananda Prabowo.

Mohammad Rizki Pratama (Tamtam) dikenal sebagai pengusaha sukses. Rizki selama ini dikenal sebagai simbol keluarga yang tidak terjun ke politik. Kemunculannya paling mencolok adalah saat Taufiq Kiemas meninggal dunia. Rizki menyambut jenazah Taufiq di Bandara Halim dan membacakan pidato keluarga di depan Presiden SBY pada saat pemakaman di TMP Kalibata, Minggu 9 Juni 2013.

Sedangkan adiknya (putra kedua Megawati) Mohammad Prananda Prabowo 43 tahun, lahir 23 April 1970,(tanggal dan bulannya sama dengan penulis), memutuskan terjun ke dunia politik, mengabdi di PDI Perjuangan, ditempatkan sebagai Kepala Ruang Pengendali dan Analisa Situasi (dalam artikel lain disebut sebagai Ketua Bidang Telaah Materi). Di kalangan elite PDIP, Prananda dikenal sebagai 'man behind the door'. Beberapa pidato politik Megawati dibuat oleh anak keduanya tersebut.

Sosok Nanan, sapaan akrab Prananda, tiba-tiba muncul menjelang pelaksanaan kongres III PDIP di Bali, tahun 2010 silam. Nama itu muncul karena para loyalis Megawati gerah dengan adanya isu sejumlah elite PDIP ingin membawa partai yang selama ini bersikap oposisi menjadi koalisi.

Nama Nanan muncul karena keturunan Mega yang digadang-gadang akan menjadi penerus tahta di PDIP, Puan Maharani, dianggap tidak lagi satu visi dengan Mega soal pilihan mempertahankan sikap oposisi PDIP. Karena itulah Nanan yang selama ini sibuk dengan aktivitas mendampingi ibunya dan bergelut dengan buku-buku Bung Karno lalu dianggap sebagai solusi atas alternatif penerus Mega selain Puan.

Berbeda dengan Puan Maharani, sepak terjang Prananda di dunia politik  belum teruji dan terbukti. Namun, menjelang kongres Partai PDI Perjuangan pada awal April di Bali, namanya mendadak melesat.

Prananda tiba-tiba saja beberapa waktu yang lalu diisukan menjadi salah satu calon kuat wakil ketua umum partai. Ini adalah posisi baru di struktur partai yang akan dibentuk guna menampung proses regenerasi. Prananda bakal bersaing dengan calon kuat lain yang sudah lebih dikenal  publik, Puan Maharani, adiknya sendiri dari  ayah yang lain.

Banyak orang bertanya-tanya mengapa orang yang tidak begitu dikenal ini tiba-tiba saja meloncat tinggi menjadi calon orang kedua, mengancam posisi Puan yang sudah digadang-gadang selama ini.

Sejumlah kader partai itu menuturkan bahwa mencuatnya nama Prananda disebabkan kian meruncingnya kubu pro koalisi dan pro oposisi. Kubu pro koalisi menghendaki PDIP bergabung dengan Demokrat di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Kubu pro oposisi sebaliknya.

Mereka yang pro oposisi menilai Puan sebagai sosok yang fleksibel tapi  pragmatis dan bersemangat untuk berkoalisi dengan pemerintahan SBY. Kelompok pro oposisi menilai perlu ada penyeimbang untuk ini. Mesin penggerak kelompok ini adalah Cepi Budi Muliawan, anggota Badan Pemenangan Pemilu Pusat PDIP. Dan sosok si penyeimbang itu yang dinilai paling pas adalah Mohamad Prananda.

Kejadian inilah yang membuat Megawati memiliki kedekatan khusus dengan Prananda. Banyak orang di PDIP yang memiliki cerita soal kedekatan Nanan dengan ibunya. Menurut anggota DPR dari PDIP Eva Kusuma Sundari, Nanan adalah figur penting di balik layar Megawati. Dia teman Mega bertukar gagasan.

Nanan kerap mendampingi ke mana ibunya pergi. Ia sering menjadi sopir sang ibu. Nanan juga menemani sang ibu saat memutuskan menyepi di Cipanas, Jawa Barat, ketika sedang panas-panasnya tarik-ulur untuk berkoalisi atau beroposisi dengan SBY.

Di kalangan kader PDIP, kendati dikenal sopan dan menghormati orang tua, Nanan memiliki watak mirip ibunya soal memegang teguh ajaran Bung Karno. Karena itu, kubu pro oposisi berpendapat bahwa pria berusia 43 tahun ini lebih sesuai untuk memimpin PDIP.  “Prananda adalah cucu Bung Karno sejati,” ujar Cepi.

Saking kuatnya ideologi Soekarno yang tertanam dibenaknya, sampai-sampai ia dijuluki ‘Kamus Berjalan Bung Karno.’ Ia bahkan membangun satu situs khusus yang lengkap mengenai ideologi dan berbagai pemikiran kakeknya tersebut. Situs tersebut berjudul “Genta Suara Revolusi” yang beralamat di www.gentasuararevolusi.com.

Persoalannya, beda dengan Puan, Prananda memang nyaris tidak pernah tampil ke muka publik. Wartawan VIVAnews sudah berupaya keras mewawancarainya, namun cucu Soekarno ini selalu menampik. Ia masih malu-malu tampil ke muka publik.

Megawati sendiri sudah mengenalkan Prananda ke publik. “Prananda anak saya, Puan juga anak saya. Ada banyak lagi anak-anak muda yang punya potensi,” ujar Mega seusai membuka Konferensi Daerah PDIP DKI Jakarta di Ancol akhir Maret lalu. Namun, Mega meyakini kedua anaknya kelak akan menjadi pemimpin partai.

Sejumlah kalangan di PDIP Perjuangan menilai bahwa Prananda adalah pemimpin masa depan partai. Bagi yang suka klenik, posisi anak kedua dalam trah Soekarno punya posisi unik. Soekarno adalah anak kedua dari dua bersaudara. Megawati adalah putri kedua dari lima bersaudara. Dan  Prananda juga anak kedua dari dua bersaudara. Akankah Prananda  menjadi pewaris tahta generasi penerus Soekarno ? 

Fungsionaris PDIP, Eva Kusuma Sundari beranggapan Puan dan Prananda tidak harus bersaing satu sama lain. PDIP akan memberikan waktu kepada keduanya mengembangkan diri hingga 2015. Bahkan, keduanya punya kesempatan membuktikan diri, sekaligus saling membantu satu sama lain.

Politisi PDI Perjuangan, Panda Nababan menilai, kedua anak Megawati ini pantas menggantikan ketokohan orang tuanya di PDI Perjuangan. Mereka adalah Mohammad Prananda Prabowo dan Puan Maharani.

"Saya rasa semua anaknya cocok. Kalau untuk bidang politik, ada Nanan (Prananda) dan Puan. Mereka memang dibesarkan di dunia politik," ujar Panda seusai menghadiri pemakaman Taufiq Kiemas di TPU Kalibata, Minggu (9/6/2013)
Gubernur DKI Joko Widodo Kepada wartawan di Gedung Balaikota, Jakarta, Rabu siang (19/6/2013), orang nomor satu di Ibu Kota tersebut mengungkapkan pendapatnya atas sosok pria yang akrab disapa Nanan itu. Menurut Jokowi Nanan memiliki potensi besar sebagai regenerasi pimpinan PDI Perjuangan. “Bu Ketum bertanya kepada saya, menurut saya dia punya potensi besar ," ujar Jokowi.

Sebagian besar rakyat Indonesia (termasuk penulis) sudah sangat mendambakan datangnya “SATRIO PININGIT” kami sudah tidak melihat satrio piningit itu datangnya dari mana, dari partai apa, dari kelompok apa, yang penting bagi kami figur yang dapat mengangkat derajat bangsa Indonesia dari keterpurukan, entah satrio piningit itu datangnya dari pedepokan cikeas, dari padepokan ciganjur, dari padepokan sriwijaya ARB, dari padepokan cendana, dari padepokan Bung Karno , bahkan yang datang dari kalangan rakyat jelata sekalipun. Karena selama 68 tahun merdeka ini kami sudah bosan dengan kemiskinan, kami sudah bosan dengan kebodohan, kami sudah muak dengan kebohongan, kami sudah muak dengan kemunafikan, kami sudah muak dengan para koruptor, kami sudah muak dengan ketidakadilan, kami sudah benci dengan tindakan kriminalitas, kami sudah benci dengan kerusuhan, kami sudah benci dengan premanisasi, kami sudah benci dengan terorisme, kami sudah benci dengan pertikaian antar agama, kami sudah benci dengan pertikaian internal agama.
(Dibawah ini gambar Bung Karno dan sang cucu Mohammad Prananda Prabowo)

Dirangkum dari :
http://nasional.kompas.com/read/2013/06/19/17485730/Mega.Tanyakan.Potensi.Prananda.Prabowo.ke.Jokowi









Tidak ada komentar:

Posting Komentar